Rabu, 02 September 2020

Potret Lingkungan Sekitar TOGA Gringsing Djoyo sebelum ada akses jalan dan jembatan

 Tahun 2000 sampai sekitar tahun 2014 kawasan Gringsing Djoyo mulai ada perubahan berkat tangan dingin dan kerja keras Bapak kusmono yang mempunyai impian tempat itu menjadi tempat yang bersih, rapi dan indah untuk tempat rekreasi anak-anak dan masyarakat di sekitar tempat itu.

Orang dulu melihat tempat itu terlihat angker, becek, lembab, kotor, kumuh, sarang ular, dan lain-lain. Banyak orang tidak mau melirik tempat itu, dan berfikir sangat mustahil untuk menggarap tempat itu menjadi tempat yang nyaman, karena pastinya membutuhkan banyak sekali biaya untuk mengurusnya. Belum lagi kontur tanah yang becek dan perlu banyak sekali untuk mengurug atau menimbun legokan tanah di bantaran sungai.

Awal mula Bapak Kusmono memiliki pandangan andai kata tanah tersebut dibuat sebuah kolam untuk memelihara ikan, pasti tanah itu jadi bermanfaat dan bisa menghasilkan. Akhirnya Bapak kusmono mulai menggali tanah di tepian sungai sedikit demi sedikit, dan merasa tak mampu untuk mengerjakannya sendiri dia meminta bantuan kepada saudaranya yang bernama Karjani untuk menggali lebih dalam lagi dan lebar lagi berukuran 2x3 meter. Awal mula kolam itu hanya untuk menampung air dari tuk atau mata air yang muncul di sekitar tanah itu, kemudian mulai di beri benih ikan lele. Lama kelamaan Bapak Kusmono pun mempunyai keinginan untuk memperluas lagi dan memperdalam kolamnya, sehingga menjadi lebar kurang lebih 4 meter dan panjang 12 meter untuk dapat menampung ikan lebih banyak lagi.


Sedikit demi sedikit kolam tersebut mulai dirapikan dengan pasangan batako disekelilingnya, dan dibentuk serapi mungkin dengan dana yang minim namun berlahan tapi pasti kolaqm itu menjadi semakin rapi dan kokoh.













Dimulai dari kolam itulah Bapak Kusmono mulai menata lingkungan itu menjadi lebih bersih, rapi, dan indah serta nyaman untuk dinikmati dimasa tua nanti.








Proses merapikan tempat.

Melihat lingkungan sekitar belum ada akses jalan yang baik dan belum adanya jembatan yang dapat dilalui dengan aman dan nyaman, Bapak kusmono pun berfikir kembali bagaimana semuanya itu dapat terlaksana dan terrealisasi. Karena sering melihat banyaknya anak sekolah yang melalui area tempat itu dan melewati jembatan bambu yang dibuat sederhana dan semakin lapuk, hatinya pun semakin tergerak untuk berjuang untuk membuat jembatan permanen apa lagi ada yang membawa sepeda saat melewati jembatan bambu itu.








Saat itu bapak kusmono aktif dalam organisasi desa yang bernama BKM. Badan itu bergerak membangun dan memberdayakan masyarakat dari segala bidang termasuk pembangunan, sehingga berfikir untuk dapat di usulkan di forum BKM tentang pengadaan jalan setapak dan pembangunan jembatan di kawasan tersebut. Dengan menggandeng anaknya yang bernama Setiawan mereka berperan aktif dalam membangun kawasan tersebut melalui wadah BKM yang diadakan disetiap desa.





Akhirnya dikawasan itu bisa di bangun jalan setapak dan jembatan untuk dapat dilaui masyarakat sekitar.









1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q.ME
    paling diminati di Indonesia, ::))
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile :d
    Whatshapp : +85515373217 :* (f)

    BalasHapus

Pendidikan Menanam Untuk Anak

 Memberikan pelajaran untuk anak sejak dini bagaimana cara menghargai lingkungan. Ada banyak cara mengajari anak untuk dapat mencintai lingk...